Senin, 01 Agustus 2016

Coelenterata



Coelenterata berasal dari kata coelon yang artinya berongga dan enteron yang artinya perut. Dengan demikian, Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan perut berongga atau hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler), namun filum Coelenterara lebih dikenal dengan nama Cnidaria. Kata Cnidaria itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, cnido yang berarti penyengat karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat tersebut terletak pada tentakel yang terdapat di sekitar mulutnya. Kebanyakan hewan coelentrata  hidup di laut, namun ada beberapa jenis hidup di air tawar.


Struktur
Tubuh hewan ini telah tersusun oleh dua lapisan sel yang nyata, yang merupakan dinding dari suatu kandungan, lapisan luar sebagai epidermis dan lapisan dalam sebagai gastrodermis, lapisan dalam itu melapisi ruang gastrovaskular. Dinding kandungan ini dilapisi oleh selapis sel-sel yang bersama melaksanakan fungsinya, ialah menghasilkan getah-getah penerna dan penyerapan hasil pencernaan. Dataran luar dilapisi oleh selapis sel-sel yang melindungi dan menerima rangsangan-rangsangan. Lapisan sel-sel disebelah dalam terjadi dari endoterm dan lapisan sel-sel dari sebelah luar terjadi dari eksoterm. Pada hewan ini telah terdapat jaringan yang dibentuk oleh sel-sel saraf, walaupun ada pembagian pekerjaan antara sel-sel. Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Hewan ini mempunyai satu lubang, yang berfungsi baik sebagai mulut maupun sebagai anus. Nama cnidaria itu sendiri diambil karena kenyataan bahwa hewan-hewan itu  mempunyai sel-sel penyengat pada epidermisnya yaitu antara epidermis dan gastrodermis terdapat masa seperti bubur disebut mesogloea yang kadang-kadang mengadung sel. Pada umumnya hewan ini mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu bentuk polip dan medusa. Polip berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal memiliki mulut yang dilingkupi tentakel, berkoloni, serta gonad dapat
eksternal dan dapat pula internal. Contoh-contoh bentuk polip adalah hydra dan anemone laut. Medusa berbentuk menyerupai payung atau lonceng dengan tentakel menggantung di permukaannya. Ruang digesti berupa saluran radial, bercabang empat, dan bermuara di saluran sirkular. Gonad menggantung di saluran radial dan bermuara di saluran radial.

Ciri-ciri Coelenterata :
1. Merupakan Hewan multiseluler Invertebrata
2. Habitatnya di laut atau air tawar
3. Struktur tubuhnya radial simetris
4. Memiliki sel-sel knidosit/knidoblast yang berisi organel-organel penyengat.
5. Tubuhnya terdiri dari kantong dan rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
6. Memiliki mulut sekaligus sebagai anus
7. Memiliki tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.
8. Memiliki bentuk tubuh polip dan medusa.
9. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dengan Sifonoglia 
10. Sistem saraf difus (baur) 
11. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa

          


Reproduksi 
1. Sexual
Pada Medusa
Gonad menghasilkan sel jantan & sel betina (hermprodit). Sel jantan dikeluarkan melalui mulut, berenang masuk ke individu lain yang sama spesiesnya melalui mulut. Sel jantan & betina akan membentuk zygot, lalu membentuk larva bercilia, berenang melalui mulut menjadi individu baru 
Pada Polyp : Gastrodermis menghasilkan sel jantan & sel betina.

2. Asexual (hanya pada Polyp)
Fision : bagian keras membelah menjadi 2 bagian, tetapi masih saling menempel 
Rejuvenencens : bagian keras membelah jadi 2 bagian dimana masing-masing menjadi individu baru 

Budding : pada dinding tubuhnya bisa mengadakan tunas baru, kecuali pada bagian yang ada sengatnya, biasanya disekitar

Klasifikasi
Filum Coelenterata dibagi kedalam tiga kelas utama :
  •  Hydrozoa      Ex: Hydra, Obelia 
  • Scyphozoa     Ex: Aurelia aurita (ubur-ubur)
  • Anthozoa       Ex: Metridium sp. (mawar laut), Fungia sp., Oculina, Meandrina, Epiactis 
1. Kelas Hydrozoa
Sebagian besar hewan hydrozoa melakukan pergiliran bentuk antara polip dan medusa. Tahapan polip , suatu koloni polip yang saling berhubungan pada kasus obelia, lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan tahapan medusa. Hydra salah satu dari  beberapa hewan Cnidaria yang ditemukan hidup di air tawar, adalah kelas Hydrozoa yang unik karena mereka hanya ditemukan dalam bentuk polip. Biasanya membentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan. Beberapa poloip membentuk medusa dengan jalana pembentukan tunas. Medusa mempunyai valum, yaitu bentukan serupa laci dalam payung. Pinggiran payung tidak bertakik atau bercelah. Contoh : hydra, obelia, gonionemus.

Anatomi
Sebagai contoh dapat diambil obelia.
Obelia membentuk suatu koloni yang terdiri atas :
a. Satu batang yang terletak horizontal (hydrorhiza)
b. Batang-batang yang berdiri tegak dan merupakan cabang dari hydrorhiza (hydrocauli)
c. Zooid-zooid yang terdapat pada ujung cabang hydrocauli yang hanya setebal benang untuk menjahit.
Zooid ada tiga macam yaitu :
a. Hydrant atau polip
b. Blastostyl
c. Tonjol medusa

Satu polip terdiri atas :
  • Corpus
  • Manubrium atau hypostoma
  • Tentakel
  • Hydrotheca

Corpus berbentuk suatu silinder dan berwarna kuning. Manubrium sebagai conus yang merupakan lanjutan dari korpus. Terdapat 24 buah tentakel yang berpangkal pada dataran luar antara manubrium dan corpus. Hydrotheca berbentuk piala dan di dalamnya terdapat polyp. Berpangkal pada blastostyl terdapat tonjolan medusa yang berbentuk piring dan pada tepinya berpangkal tentakel. Dinding corpus tediri atas dua lapisan sel, ialah eksoderm di sebelah luar dan endoderm disebelah dalam, diantara keduanya terdapat mesoglea yang tipis dan transparan dan tidak mengandung sel. 
Sel-sel eksoderm menghasilkan getah yang menjadi kutikula yang kemudian menutupi eksoderm dari luar. 
Epidermis pada suatu polyp terdiri ats sel-sel sebagai berikut :
Sel epitheliomusculer
Sel sensoris
Sel saraf
Sel interstisiil
Cnidoblast

Sel-sel epitheliomusculer pada ujung bebas melekat satu sama lain, mereka tersusun longitudinal, mereka menonjol keluar pada kedua buah sel membentuk huruf T. sel-sel saraf terdapat di antara sel-sel epitheliomusculer di sebelah luar dari serabut otot. Di dalam cnidoblast terdapat satu nematocyst (gelembung yang mengandung zat cair)
Ada empat macam nematocyst :
Penetrant
Volvent
Glutinant streptolin
Glutinant stereolin

Penetrent mempunyai benang yang panjang, melingkar, dan dipangkalnya terdapat tiga baris duri. Volvent mempunyai benang yang pendek dan tebal. Glutinant mempunyai streptolin mempunyai benang panjang dan berduru kecil. Glutinant stereolin mempunyai benang lurus dan tidak berduri.
Fisiologi
Bila cnidocil pada cnidoblast tersentuh, cnidoblast mengkerut sehingga nematocyst terjepit dan selanjutnya benang membalik keluar setelah operculum terbuka. Benang penetrant berguna untuk menusuk kulit hewan-hewan kecil dan memasukkan ke dalam badannya. Benang volvent berguna untuk melingkari seerat-eratnya mangsa. Glutinant menghasilkan getah sehingga mangsa mudah melekat, benang yang sudah keluar tidak dapat dimasukkan kembali digantikan dengan cnidoblast lain. Bila suatu mangsa mengenai tentakel dari suatu polyp ia akan tertangkap oleh nematocyst,  kemudian tentakel akan membengkok kearah ostium. Setelah mencapai ostium mangsa dimasukkan ke dalam enteron, disini mangsa itu dicerna dimana kelenjar-kelenjar akan mngeluarkan getah-getah pencernaan selanjutnya akan dilakukan di dalam vacuola. Dengan demikina dapat kita ketahui bahwa pencernaan pada kelas hydrozoa tidak hanya secara ekstraseluler tetapi juga secara intraseluler.

Antara plexus saraf yang ada di dalam epidermis dan gastrodermis ada hubungan yang melewati mesoglea. Dengan adanya sel-sel sensoris yang berakhir pada serabut otot dapat terjadi koordinasi di dalam gerakan tubuh dan tentakel. Di antara epidermis dari exumbrella terdapat serabuts-serabut otot yang berjalan secara radial, kontraksi otot-otot ini menyebabkan membaliknya umbrella. Di dalam epidermis dari subumbrella terdapat serabut-serabut otot yang berjalan circuler, kontraksi otot-otot ini ketika umbrella membalik yang menyebabkan mngecilnya umbrella sehingga air keluar dari umbrella dan medusa bergerak ke arah yang bertentangan dengan arah keluarnya air. Pada beberapa spesies medusa pada tepi umbrella mempunyai mata primitive atau ocel. Respirasi terbentuk oleh permukaan umum dari epidermis dan gastrodermis.

Pada bentuk zoophyt, reproduksi dilakukan dengan cara gemmatio. Tonjol medusa dibentuk pada blastostyl untuk kemudian dilepaskan dan terjadilah bentuk medusa. Pada bentuk medusa reproduki dilakukan secara amphigoni gonochoristis. Pada subumbrella, diantara dua epithelium terdapat sel-sel yang berasal dari ectoderm yang kemudian menjadi ova atau spermatozoa. Bila gondas telah masak, spermatozoa dilepaskan ke dalam air dan oleh arus air datang ke hewan betina , disinilah spermatozoa mengalami fertilisasi. Oleh karena pembelahan terjadilah planula yang kemudian dilepaskan dan dapat bergerak bebas. Kemudian planula melekat pada satu ujung pada sesuatu dan berubah menjadi hydrula. Hydrula berbentuk sebagai polyp.

a. Hydra
Hydra adalah polip air tawar, tidak ada stadium medusa. Ukurannya 6-15 mm, bertentakel 6-10 buah, dan menglilingi hipostoma. Dalam hipostoma terdapat mulut. Hewan ini sangat kontraktil, mengadung sel-sel yang berfungsi sebagai sel-sel sensoris dan sel-sel otot. Disamping itu, ada sel-sel penyengat (knidoblas) dan mengandung nematokis. Knidoblas tersebut mampu dengan sewaktu-waktu menonjolkan tali berduri untuk menjerat. Alat itu terletak dalam ekotoderm, terutama pada tentakel. Reproduksi secara seksual atau melalui pembentukan tunas. 

Reproduksi secara seksual terjadi dengan pembuahan sel telur oleh spermatozoid. Hydra ada yang berumah satu (monoesis) ada juga yang beruamhah dua (diesisi). Reproduksi aseksualnya dengan membuat kuncup yang bentuknya juga menyerupai hydra dewasa pada sisi samping tubuh, kejadian demikian ini menyebabkan terbentuknya koloni hydra, disamping itu  kuncup tersebut dapat juga dilepaskan dan tumbuh menjadi individu baru pada tempat yang lain.
b. Obelia 

Obelia adalah koloni polip air laut, berukuran sangat kecil, terbentuk hasil dari zygot hasil reproduksi aseksual. Oleh sebab itu, obelia ada dua macam yaitu polib vegetatif yang bertugas mencari makan, dan polop reproduktif yang mempunyai tugas berlipat ganda. Tiap polip ddikelilingi oleh selimut tembus cahaya. Selimut yang menglilingi polip vegetative disebut hidroteka, sedangkan yang mengelilingi polip peroduktiif disebut goneteka. Polip yang satu dengan polip yang lain dihubungkan oleh sebuah batang dan cabang-cabang berongga. Polip reprokutif membentuk medusa melalui pertunasan, kemudian medusa berenang menjauh, dan setelah menjadi dewasa berbiak secara seksual jadi, pada obelia ada alterasi (pergantian)

2. Kelas Scyphozoa

Scyphozoa dalah salah satu dari tiga kelas Phylum Coelenterata. Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, scypho = mangkuk dan Zoa = hewan. Jadi dengan demikian Scyphozoa adalah hewanyang memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk. Pada umumnya, Scyphozoa memiliki bentuk dominan berupa medusa. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa Scyphozoa umumnya memiliki ukuran 2-40 cm. Scyphozoa bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Anatomi
Besar scyphomedusa dapar mencapai 1 meter, sebagai contoh dapat kita ambil Aurelia yang mempunyai umbrella 10 cm. Terdapat  incisura pada tepi umbrella sehingga tepinya terbagi menjadi delapan lobi, pada tiap incisura ini terdapat alat indera. Dengan adanya incisura maka umbrella terbagi menjadi delapan yaitu empat perradial dan empat interradial yang letaknya saling berselang-seling. Tidak mempunyai valum, ostium berbentuk persegi dengan tiap-tiap sudut terletak perradial. Tiap tiap sudut berpangkal lengan-lengan ostium yang berbentuk membrane dan berajhir meruncing. Ostium terdapat pada ujung manubrium yang pendek. Gaster yang bermuara di pharynx membentuk kandung-kandung gastrogenital yang letaknya interradial, di bawahnya terdapat gonade. Pada setiap kandung tersebut berpangkal satu phacella yang berupa tentakel. Dari tiap kandung gastrogenital berjalan tiga saluran radial yang menuju umbrella dan bermuara pada satu saluran circuler di tepi umbrella. Diantara epidermis dan gastrodermis terdapat mesoglea yang lebih tebal dari pada mesoglea pada hydrozoa, ia mengandung serabut-serabut yang bercabang-cabang, pada tepi umbrella juga terdapat tentakel-tentakel yang pendek dan berongga. Bentuk scyphozoan menunjukkan symmetri radial.

Fisiologi
Di dalam epidermis dari umbrella dai subumbrella selain terdapat otot yang berjalan melinglkar dekat tepi umbrella, ada juga serabut-serabut radial yang meluas dari pangkal manubrium sampai serabut melingkar. Di dalam sel-sel gastrodermis terdapat benda-benda dari kalsium sulfat dan kalsium fosfat yang di dalanya terdapat sel-sel sensoris. Pada exumbrella pada sebelah luar dari tentakel terdapat cekungan yang dilapisi oleh sel-sel sensoris yang ternyata peka terhadap perangsangan kimia.
Scyphomedusa Aurelia memperbanyak diri secara amphigoni gonochoristis. Spermatozoa dan ovarium dilepaskan ke dalam kandung gastrogenital untuk kemudian keluar melalui ostium. Ovum yang telah dibuahi membelah-belah sehingga terjadi bentuk morula, pada bentuk ini terkumpul zat cair sehingga terjadi bentuk blastula dengan selapis sel-sel sebagai dinding.
Sistem saraf; jala dan sinaptik.  Denyut lonceng dikendalikan oleh pusat saraf tepi lonceng (4–16). Sistem respirasi dengan cara berdifusi (pernapsan menggunakan seluruh tubuhnya) 


Scyphozoa mengalami metagenesis, yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual dalam satu generasi, yaitu sebagai berikut.
Spermatozoid keluar dari mulut medusa jantan dan masuk ke dalam usus medusa betina untuk membuahi telurnya (fertilisasi internal). Hasil pembuahannya adalah zigot. Zigot melekat pada sekeliling mulut, dan tubuh menjadi larva yang disebut planula. Planula memiliki rambut getar untuk melekat pada dasar laut, kemudian rambut getarnya dibuang, lalu planula tumbuh manjadi seekor polip yang bentuknya seperti teropet disebut skifistoma yang memiliki lempeng basalis, mulut, dan tentakel. Kemudian timbulah sekat-sekat yang disebut strobila. Tiap buku strobila terlepas, disebut efira dan akan tumbuh menjadi ubur-ubur baru (medusa). Reprodukasi aseksualnya dengan membentuk kuncup disisi samping tubuhnya seperti halnya pada hydra. 

3. Kelas Anthozoa


Anggota-anggota anthozoa (yunani anthos = bunga) adalah anemone-anemon laut, dan hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk seperti polip, tidak ada bentuk medusa serta memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anemon laut dan karang termasuk ke dalam kelas anthozoa (hewan berongga). Sebagai contoh dapat diambil Utricina :

Anatomi
Mereka hanya ditemukan sebagai polip. Hewan karang hidup soliter atau dalam koloni dan mengsekresikan kerangka eksternal yang keras dari kalsium karbonat Hewan-hewan itu tidak bertangkai dan biasanya terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut karang. Tubuh utricina terdiri atas suatu columna dengan basis dan discus atau peristoma serta dilengkapi dengan tentakel-tentakel. Columna berbentuk seperti silinder dan melekat pada sesuatu dengan basisnya. Ujung yang bebas disebut discus atau peristoma. Ditengah-tengah discus terdapat ostium. Ostium tidaklah bulat tetapi berbentuk bulat memanjang. Dinding stomodeum tidak tergantug bebas, tetapi dihubungkan dengan dinding badan oleh sekat-sekat yang terletak radial. Sekat-sekat ini disebut mesenteria. Mesenterium yang melekat pada dinding siphonoglypha disebut mesenteria directif, mesenterium lain yang melekat pada dinding stomodeum ialah mesenterium primer, sedangkan mesenterium yang melekat pada dinding badan tetapi tidak mencapai dinding stomodeum disebut mesenterium sekunder. Pada tepi bebas mesenterium, di bawah stomodeum berpangkal satu aconitum yang dapat disamakan dengan phacella. Dinding badan terdiri juga atas epidermis, mesoglea dan gastrodermis. Mesenterium terdiri atas dua lapis gastrodermis yang diantara keduanya terdapat meseglea. Sel-sel epitheliomusculler dari gastrodermis yang terdapat di dalam tentakel mempunyai serabut-serabut otot yang berjalan melingkar. Pada batas antara discus dan columna ada serabut-serabut otot yang berjalan melingkar, di dalam epidermis terdapat serabut otot yang berjalan longitudinal. Bentuk tubuh Urticina menunjukkan simmetri bilateral. 

Fisiologi
Setelah dikumpulkan dan ditangkap oleh nematocyst- nematocyst, mangsa dibawa ke ostium oleh tentakel-tentakel. Ostium membuka dan mengambilnya, mangsa yang merupakan makanan itu kemudian dicerna di dalam celenteron oleh getah-getah yang dikeluarkan oleh sel-sel kelenjar yang ada pada ujung aconitum kemudian diresorpsi oleh gastrodermis. Ujung acontium terbagi dalam tiga lobi. Di dalam lobus yang tengah terdapat sel-sel kelenjar dan cnidoblast, untuk membantu di dalam melumpuhkan dan menangkap mangsa dengan nematocyct.
Urticina memperbanyak diri secara amphigoni gonochoristis. Gonocyt-gonocyt ini rupanya terdapat di dalam gastrodermis. Sperma
Reproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula. 
 Contoh : 
1. Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris.   
2. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar