Saat akan memasuki jenjang pernikahan menurut adat
istiadat perkawinan Palembang, banyak tahap yang mesti dilalui. Ketika mencari
calon mempelai, wakil dari keluarga laki-laki memulainya dengan melakukan
kunjungan 'terselubung' ke rumah si gadis. Kunjungan tersebut untuk meneliti apakah
si gadis pantas menjadi istri dilihat dari kecantikan, tabiat, ketaatan ibadah
dan kepandaiannya.
Utusan yang berkunjung itu haruslah orang yang
berpengalaman dan lues dalam berkomunikasi. Karena demikian lues dan piawainya,
keluarga yang dikunjungi tidak mengerti bahwa kunjungan itu sebenarnya bukan
silahturahmi biasa, tapi sedang terjadi suatu 'penyelidikan'. Peristiwa ini
disebut madik. Utusan yang telah melakukan madik, selanjutnya
ditugasi mengulang kunjungan untuk memastikan keadaan si gadis. Apakah masih
kosong atau sudah ada yang melamar.
Utusan menanyakan status si gadis
kepada orangtua dan pihak keluarganya dalam bahasa sindiran : "Seperti
buah itu, apakah ada yang menyenggung atau belum?" Jika sudah ada yang
menyenggung pembicaraan tak dilanjutkan. Tapi jika belum pembicaraan
dilanjutkan ke arah yang lebih serius. Lain halnya jika orangtua si gadis belum
siap menikahkan anak gadisnya karena alasan usia. Berarti harus mendapatkan
informasi dari keluarga lainnya. Semua hasil pembicaraan harus dilaporkan
kepada pengutus.
1. Penyelidik Terhadap Sang
gadis
Calon mempelai perempuan masih
harus "diselidiki" oleh utusan pihak keluarga calon laki-laki. Arti
kata "selidik" bukan melambangkan kecurigaan, melainkan pendekatan
yang dilakukan oleh keluarga calon mempelai laki-laki dan memastikan bahwa
calon mempelai perempuan belum ada yang meminang. Prosesi ini dikenal dengan
nama Madik, berasal dari bahasa Jawa Kawi yang berarti mendekat atau pendekatan
2. Madik
Dalam tradisi madik ini keluarga calon mempelai pria yang biasanya
diwakilkan oleh kerabat yang dituakan dalam keluarga mempelai pria berkunjung
ke rumah calon mempelai wanita demi untuk memastikan bahwa calon mempelai
wanita memang benar-benar telah siap untuk menjadi istri dari mempelai pria
sekaligus memastikan bahwa calon mempelai wanita tidak sedang terikat tali
perkawinan atau dalam keadaan dipinang oleh pria lain.
Ketika berkunjung ini, utusan dari keluarga calon mempelai pria biasanya
membawa beberapa tenong atau songket yang berbentuk bulat terbuat dari anyaman
bambu, juga beberapa tenong berbentuk songket segi empat dibungkus dengan kain
batik bersulam benang emas yang berisi bahan makanan, seperti : mentega, telur,
gula untuk diserahkan kepada keluarga calon mempelai wanita sebagai oleh-oleh
atau buah tangan. Karena bawaan ini bersifat tidak resmi dan hanya sebagai buah
tangan saja maka tidak ada aturan baku dalam hal apa saja barang yang harus
dihadiahkan kepada keluarga calon mempelai wanita.
3. Menyenggung
Secara keseluruhan dalam prosesi menyanggung ini sebenarnya hampir sama
dengan ketika madik yakni calon mempelai pria kembali mengutus kerabat yang
mereka percaya untuk datang ke rumah keluarga calon mempelai wanita sambil
kembali membawa oleh-oleh kepada keluarga calon mempelai wanita. Yang berbeda
dari prosesi menyanggung ini hanyalah bahwa pada kedatangan kali ini kedua
belah pihak akan membicarakan kesepakatan dan mengatur tanggal kedatangan
berikutnya untuk melamar.Proses adat ini bernama Menyenggung atau Senggung yang
berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya "pagar". Prosesi ini
bertujuan agar si gadis tidak diganggu lagi oleh senggung (sebangsa musang)
sebagai kiasan tidak diganggu oleh laki-laki lain. Keluarga besar laki-laki
mengirimkan utusan resmi kepada pihak keluarga si gadis dengan membawa tenong
(keranjang antaran) atau sangkek terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat
atau segi sempat berbungkus kain batik bersulam emas berisi makanan, bisa juga
berupa telur, terigu, atau mentega sesuai keadaan keluarga si gadis.
4. Meminang / Melamar
Kalau pada prosesi madik dan
menyanggung keluarga calon mempelai pria hanya mengutus salah satu keluarga
mereka, maka dalam melamar ini seluruh anggota keluarga termasuk orang tua
calon mempelai pria akan datang lengkap ke rumah calon mempelai wanita dengan
barang-barang bawaan berupa kain terbungkus dengan sapu tangan diletakkan
diatas nampan, berikut 5 tenong berisi gula, gandum, juadah, buah-buahan dan
lain sebagainya. Jumlah songket atau tenong selalu ganjil. Barang bawaan lebih
lengkap berupa kain, baju, selendang, alat perhiasan, tas, kosmetik, selop,
sepatu dan sebagianya. Juga disertai pisang setandan sebagai lambang
kemakmuran. Rombongan tersebut kemudian sesampainya dirumah calon mempelai
wanita akan mengutarakan maksud kedatangannya kali ini yakni untuk melamar atau
meminang. Apabila lamaran diterima barulah kemudian barang-barang tersebut
diserahkan kepada keluarga dari calon mempelai wanita.
5.Mutus Kato dan Berasan
Dalam memutus kato ini untuk kali
keempatnya keluarga calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai wanita
yang bertujuan untuk bermusyawarahnya kedua keluarga dalam menentukan hari dan
tanggal untuk pernikahan anak mereka. Pihak yang datang biasanya adalah
keluarga dekat calon mempelai serta 9 orang wanita dengan membawa tenong.
Utusan yang diwakili juru bicaranya menyampaikan kata-kata indah kadang berupa
pantun. Selanjutnya para utusan melakukan upacara pengikatan tali keluarga,
yakni dengan mengambil tembakau setumpuk dari sasak gelungan (konde) dan dibagi-bagikan
pada para utusan dan keluarga. Kedua belah pihak mengunyah sirih dengan
tembakau yang artinya kedua keluarga tersebut telah saling mengikat diri untuk
menjadi satu keluarga.
6. Menentukan persyaratan dan tata cara pelaksanaan
perkawinan
Jika menyepakatinya berdasarkan syariat
agama, berarti kedua pihak bersepakat tentang mahar atau mas kawin. Sedangkan
menurut adat istiadat, kedua pihak akan menyepakati adat apa yang akan
dilaksanakan, karena masing-masing memiliki perlengkapan dan persyaratan
sendiri.
7. Menentukan hari
pernikahan dan munggah
Yaitu tepat pada saat cahaya bulan sedang
cantik menyinari bumi, agar cahayanya menjadi penerang kehidupan kedua
mempelai. Proses adat inilah yang dinamakan Mutuske Kato, yaitu saat keluarga
memutuskan Hari Nganterke Belanjo, Hari Pernikahan, Munggah, Nyemputi dan
Nganter Pengantin, Ngalie Turon, Bercacap atau Mandi Simburan atau Beratib.
Saat proses adat ini, keluarga laki-laki mendatangi pihak perempuan dengan
membawa 7 tenong yang berisi gula pasir, terigu, telur itik, pisang, dan
buah-buahan lain. Selain membuat beberapa keputusan, pihak laki-laki juga
memberikan persyaratan adat yang telah disepakati pada acara Berasan. Mutuske
Kato ditutup dengan doa keselamatan dan permohonan kepada Tuhan agar pelaksanaan
perkawinan berjalan lancar. Dilanjutkan dengan acara sujud calon pengantin
perempuan kepada calon mertua, yang dibalas dengan pemberian emas sebagai tanda
cinta. Ketika utusan dari pihak pria ingin pulang, 7 tenong pihak laki-laki
ditukar oleh pihak perempuan dengan isian aneka jajanan khas Palembang untuk
dibawa pulang.
8. Serah-serahan
Tradisi yang mirip tradisi Jawa ini, disebut Nganterke
Belanjo. Prosesi ini banyak dilakukan oleh kaum perempuan, sedangkan kaum
laki-laki hanya mengiringi saja. Bentuk gegawaan yang disebut Masyarakat
Palembang sebagai "adat ngelamar" , dibawa oleh pihak laki-laki
(sesuai kesepakatan) untuk pihak perempuan antara lain berupa sebuah ponjen
warna kuning berisi duit belanjo (uang belanja) yang diletakkan dalam nampan,
sebuah ponjen warna kuning berukuran lebih kecil berisi uang pengiring duit
belanjo, 24 ponjen yang leberukuran lebih kecil dan berwarna kuning berisi
koin-koin logam sebagai pengiring pengantin duit belanjo, selembar selendang
songket, baju kurung songket, sebuah ponjen warna kuning berisi uang
"timbang pengantin" , 12 nampan berisi aneka macam barang keperluan
pesta, serta kembang setandan yang ditutup kain sulam berenda. Selain itu,
diantarkan pula enjukan atau permintaan yang telah ditetapkan saat Mutuske
Kato, yaitu berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai
kesepakatan.
9.
Melakukan Ritual
Calon pengantin biasanya melakukan beberapa ritual
yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan, dan juga lambang
magis yang dipengaruhi kepercayaan tradisional. Rangkaian ritual tersebut
dimulai dari betanggas yaitu mandi uap, lalu ada bebedak, kemudian berpacar,
yaitu diberikan pacar(sejenis kutek) pada seluruh kuku tangan dan kaki, juga
telapak tangan dan telapak kaki yang disebut pelipit. Kesan merah pada pacar
berguna untuk mengusir segala jenis makhluk halus, dan pacar sendiri dipercaya
mempunyai kekuatan magis untuk memberi kesuburan bagi pengantin perempuan.
10. Akad Nikah / Perkawinan
Seperti pernikahan pada umumnya, prosesi ini akan dihadiri oleh kerabat
dari kedua mempelai dan adanya mas kawin dari mempelai pria yang akan
diserahkan kepada mempelai wanita. Mas kawin yang diserahkan biasanya berupa
perhiasan atau barang lain sesuai dengan apa yang diminta oleh keluarga pihak
wanita dan telah disetujui pihak pria. Pengantin pria dibawa masuk ke ruangan,
lalu penghulu memimpin pelaksanaan akad nikah.
11.Mengarak Pacar
Mengarak Pacar adalah penutup dari sekian tahap prosesi dalam adat pernikahan di palembang yang intinya berisikan acara arak-arakan rombongan keluarga mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Ketika sampai di rumah mempelai wanita dan disambut oleh ibu mempelai wanita para sesepuh yang dituakan di pihak mempelai wanita kemudian akan menaburkan beras yang telah dicampur denagan uang recehan kepada mempelai pria beserta rombongannya. Perlengkapan yang digunakan dalam prosesi mengarak pacar ini sendiri antara lain seperti perahu yang dihiasi ornamen yang indah, lampu warna-warni, alat musik tabuh-tabuhan, keris pusaka, nampan serta kain sutra emas.
Mengarak Pacar adalah penutup dari sekian tahap prosesi dalam adat pernikahan di palembang yang intinya berisikan acara arak-arakan rombongan keluarga mempelai pria ke rumah mempelai wanita. Ketika sampai di rumah mempelai wanita dan disambut oleh ibu mempelai wanita para sesepuh yang dituakan di pihak mempelai wanita kemudian akan menaburkan beras yang telah dicampur denagan uang recehan kepada mempelai pria beserta rombongannya. Perlengkapan yang digunakan dalam prosesi mengarak pacar ini sendiri antara lain seperti perahu yang dihiasi ornamen yang indah, lampu warna-warni, alat musik tabuh-tabuhan, keris pusaka, nampan serta kain sutra emas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar