YOU ARE MY EVERYTHING
“kenapa kamu tega menghianati aku Miko ? apa salahku selama 1 tahun kita
bersama ? apa ?! katakan padaku Miko !!” aku tak dapat lagi menahan
rasa sakit hati yang meluap-luap di dada. Aku tidak peduli jika ia
menganggap aku wanita yang cengeng. Aku menangis di hadapannya karena
aku tidak bisa lagi mentolerir perbuatannya kali ini. Miko, kekasihku
yang sudah menghiasi hari-hariku selama 1 tahun kini berhianat dengan
wanita lain. Aku tidak tau siapa wanita itu, aku tidak mengenalnya,
tetapi Miko sendiri yang mengaku kepadaku kalau ia sudah mengecewakan
aku dan meminta padaku untuk mengakhiri hubungan kami karena ia merasa
sudah tidak mungkin untuk melanjutkan semuanya ini.
“aku sungguh minta maaf Sharon, tapi aku tidak bisa lagi bersamamu.
Maafkan aku...” Miko tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, ia
langsung pergi meninggalkan ruang tamu rumahku yang hanya berisikan kami
berdua. Tangisku pecah saat mendengar pintu rumahku tertutup. Miko
sudah benar-benar pergi, ia tidak akan kembali lagi, ia ternyata serius
dengan perkataannya. Aku bodoh sekali telah mempercayainya. Ini semua
kesalahanku dan aku layak menerimanya.
‡‡‡
Aku hanya tinggal dirumah bersama dengan Bi Lastri dan supirku Mas Seno.
Orangtuaku selalu sibuk mengurus bisnis di luar kota atau luar negri.
Meskipun begitu aku tidak pernah merasa kesepian karena mereka berdua
selalu menghibur dan menemaniku. Tentu saja, karena Bi Lastri dan Mas
Seno sudah mengasuhku sejak bayi sampai sekarang aku menjadi mahasiswi,
aku tetap masih membutuhkan mereka.
Ketika Miko memutuskan hubungan kami aku pun menceritakan semuanya
kepada mereka. Aku menangis di pelukkan Bi Lastri wanita paruh baya itu.
Ia membelai rambutku dan menenangkan aku seperti anaknya sendiri. Walau
Miko tidak mencintaiku tetapi aku beruntung karena masih mempunyai
mereka yang menyayangiku. Untuk itu aku berjanji tidak akan terpuruk
karena dia.
“loh non Sharon kok belom ganti baju sih ? Tuan sama nyonya udah nunggu
di bawah untuk makan malam dari tadi, cepetan ya non abis itu non
langsung turun.” Ujar Bi Lastri yang sudah bolak-balik ke kamar untuk
mengingatkan aku berulang kali.
“iya iya, bilang sama mama dan papa suruh tunggu ya bi. Aku bentar lagi
turun, mau siap-siap dulu.” Kataku lalu menutup pintu kamar dan
menguncinya setelah bi Lastri keluar.
Aku rasa aku tidak bisa menepati janjiku, aku rasa aku lebih baik mati
daripada tidak bersama Miko. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Diriku hampa
tanpa kehadiranya, tanpa senyum manisnya, serta canda tawanya. Sudah 1
bulan aku mengambil cuti kuliah karena aku merasa belum sanggup untuk
mengikuti pelajaran mata kuliahku semenjak Miko meninggalkanku.
Dan kini mama dan papaku baru saja kembali dari Manado tadi pagi. Entah
mengapa kepulangan mereka kerumah pun tidak bisa menghibur hatiku yang
sedang terguncang.
Maafkan aku ma, pa... aku bukan anak yang baik, aku rasa aku tidak
bisa makan malam bersama lagi dengan kalian, untuk selamanya... selamat
tinggal...
Aku menelan banyak obat tidur yang ada di laci lemari kamarku malam itu.
Aku berniat untuk mengakhiri rasa sakit ini. Aku yakin setelah aku
meminum semua obat tidur ini aku akan merasa tenang dan rasa sakit itu
tidak akan muncul lagi. Beberapa menit kemudian aku merasa tubuhku mati
rasa, aku jatuh tergeletak ke lantai dan mengalami kejang-kejang.
Dari luar pintu kamar aku masih bisa mendengar mama dan papaku yang
terus mengetuk-ngetuk pintu dan berteriak dengan cemas. Aku dengar
mereka meminta bantuan pada Mas Seno untuk mendobrak pintu kamarku.
Tidak...ma, pa.. kalian jangan masuk... aku tidak ingin kalian menangisi anak kalian yang bodoh ini...
Mataku mulai meredup, perlahan tertutup dan aku tidak tau lagi apa yang terjadi setelah itu. Aku rasa aku sudah mati ?
Ya, baguslah! Rencanaku berhasil! Ucapku dalam hati.
‡‡‡
Harapanku ternyata tidak terkabul. Orangtuaku membawaku ke rumah sakit
tepat waktu sehingga aku berhasil diselamatkan. Aku sempat tidak
sadarkan diri selama 2 bulan, dan sekarang aku sudah keluar dari rumah
sakit itu. Mama dan papaku tampak terpukul dengan kejadian ini. Mereka
menangis begitu mendapati aku tersadar dari koma. Aku sungguh seperti
anak durhaka. Aku berdosa kepada mereka berdua dan terutama kepada
Tuhan. Bagaimana bisa aku melakukan percobaan bunuh diri hanya karena
seorang pria ? maafkan aku Tuhan..
Setelah kejadian itu orangtuaku memutuskan untuk membawaku ke London.
Mereka ingin aku melupakan hal-hal yang terjadi di Jakarta dan memulai
lembar kehidupan yang baru. Aku menyetujuinya, walaupun aku tau nanti di
sana mereka juga tidak selalu hadir untuk menemaniku, tapi setidaknya
aku berada di tempat yang baru dan aku harap aku bisa melupakan kenangan
pahitku.
Keesokan harinya aku, mama dan papa segera terbang ke London. Aku pasti
akan sangat merindukan Bi Lastri dan Mas Seno, tapi ini adalah jalan
yang terbaik bagiku. Miko pun tidak pernah memberi kabar sama sekali
sejak terakhir kali kami bertemu, padahal aku tetap ingin berteman
dengannya, nomernya juga sudah tidak aktif lagi. Aku rasa ini memang
saatnya aku untuk melupakannya.
Sesampainya di ibu kota Inggris itu aku langsung merebahkan tubuhku ke
kasur karena Jet lag yang mendera. Ya, ini lah rumah baruku, tempat
tinggal baru, dan orang-orang baru yang akan mengisi kehidupanku.
Mama memasuki kamarku dan menghampiri aku yang sedang terbaring di
tempat tidur. “Sharon, kamu istirahat yang banyak ya, mama dan papa
harus pergi ke Manchester untuk menemui relasi bisnis. Kalau kamu butuh
sesuatu minta saja sama Nanny Grace. Oh ya, dia juga bisa berbahasa
Indonesia.”
“ya, kalian berdua hati-hati.” ucapku sambil menarik bedcover bermotif bunga mawar itu.
Sendiri lagi... selalu seperti ini, and i’m getting used to it.
Aku menetap di London hanya sampai aku merasa lebih baik saja, aku tidak
sungguh-sungguh pindah ke negara ini. Aku mengambil cuti 1 tahun di
kampus ku dengan alasan terapi penyembuhan. Istilah
“tidak ada tempat yang paling nyaman dari kampung halaman”
itu memang benar. Walaupun tinggal di London, aku tetap rindu Indonesia
dan aku akan segera kembali sampai aku selesai menata hatiku.
“Sharon, apa kau butuh sesuatu ?” sahut seseorang dari luar kamarku
dengan bahasa Indonesia yang tidak terlalu fasih. Ya, itu adalah Nanny
Grace.
“tidak, saat ini aku ingin tidur saja. Terimakasih tawarannya Nanny.” Balasku nyaring.
“baiklah. Istirahat yang cukup.” ujarnya.
Aku tidak merasa lelah lagi, justru sekarang merasa bosan. Aku membuka
laptopku dan menyolokkan modem ke port usb. Sudah 3 bulan aku tidak
membuka akun jejaring sosialku, mungkin ada hal terbaru yang tidak ku
ketahui.
“maafkan aku meninggalkanmu, sekarang kau pasti membenciku. Tidak
apa, itu justru yang aku inginkan karena aku memang tidak pantas
mendapatkan wanita yang sangat baik sepertimu.. aku hanya seorang
pengecut, i’m so sorry Ser..” 3 months ago.
Ketika membuka akun facebook-ku, itulah hal pertama yang aku liat di
beranda. Itu adalah status yang ditulis Miko 3 bulan yang lalu. Karna
penasaran aku pun membuka profilenya secara keseluruhan. Entah mengapa
jantungku berdetak lebih cepat 2 kali lipat dari sebelumnya. Begitu
tampilan facebook Miko terpampang lengkap di depan kedua bola mataku aku
tidak dapat berkata sedikitpun. Aku hanya menggigit bibir bagian
bawahku, menahan agar aku tidak menangis ketika membaca semua statusnya.
“sepertinya harapanku sudah sirna, kalau memang dia sudah
melupakan aku dan bahagia bersama dengan orang lain, aku pun akan
berusaha untuk bahagia.” 15 minutes ago.
“ini membuatku tersiksa, aku tidak sanggup lagi..” 1 day ago.
“aku harap dia tidak membuka akun facebooknya, kalau ya, aku benar-benar akan sangat malu.” 2 days ago.
“it’s so cold without you by my side, i’m sorry to hurt such an angle like you. You are my everything.” 4 days ago.
“you must be hate me so much.” 2 weeks ago.
“if only i could tell you the truth, would you still love me ?” 1 month ago.
Yang benar saja ?! apa kau benar-benar menulis semua status ini Miko ?
tapi kenapa ? apa alasanmu melakukan ini semua terhadapku ? ternyata kau
tidak pernah sungguh-sungguh ingin pergi meninggalkanku ?! lalu mengapa
kau berbuat seperti itu ?? aku tidak mampu menahan cairan hangat itu
keluar dari mataku, aku merasa sangat senang usai membaca semua
statusnya, namun aku juga merasa sedih karena dulu ia tidak mau jujur
kepadaku.
Beberapa saat aku menangisi hal itu lalu aku tersadar kalau kepergianku
ke London adalah untuk menghapus kenangan pahitku. Ya! aku harus
melupakan Miko! Lagipula sudah terlambat bagiku jika sekarang aku ingin
berharap dia masih mencintaiku. Dari status yang ditulisnya 15 menit
yang lalu dapat disimpulkan bahwa ia akan melupakanku cepat atau lambat,
dan aku harus merelakan itu.
‡‡‡
Hanya 1 bulan aku berada di London dan aku memutuskan untuk kembali ke
Indonesia. Aku rasa aku sudah menata dengan benar hatiku. Aku yakin
sudah tidak ada lagi perasaanku yang tersisa untuk Miko, mantan
kekasihku yang dulu meninggalkanku. Meskipun aku tau kebenarannya, tapi
itu sudah terlambat. Semuanya sudah berakhir...
“Sharon, are you really leaving ? please just stay with me..”
pria bertubuh jangkung itu memelukku dengan erat. Ya, dia adalah Kieran,
aku mengenalnya saat berkunjung ke perpustakaan umum di London ketika
aku merasa down setelah mengetahui yang sebenarnya tentang Miko. Dia
bekerja di sana, dia mengajakku berkenalan dan makan malam. Sebenarnya
aku mulai sedikit menyukai laki-laki tampan berambut coklat itu, tapi
aku harus pergi. Aku harus melanjutkan studiku di Indonesia yang sudah
terbengkalai karena kejadian-kejadian yang terjadi belakangan ini.
Aku mengendurkan pelukannya perlahan.
“i want it, but i can’t, i have to go now. Don’t be sad Ki, i’ll visit you right away. Goodbye..” Ucapku sambil menyunggikan senyum manis kepada Kieran.
Aku bersiap menggaet sebuah tas travel berukuran sedang dan koper besar.
Tetapi saat aku akan membelokkan tubuhku untuk pergi dari sana
tiba-tiba saja Kieran meraih pergelangan tanganku dan menariknya
sehingga tubuhku berputar 180 derajat. Wajahku tepat di depan wajahnya
dan sangat dekat, aku memandang mata birunya penuh tanda tanya. Kieran
semakin mendekatkan wajahnya kearahku, ia menundukan kepalanya sedikit
lalu dalam sekejap ia mendaratkan sebuah kecupan lembut di bibirku yang
membuatku tak bisa berkata apa-apa.
Kieran melepaskan genggamannya lalu berkata.
“sorry if you don’t like it, but that’s our farewell kiss. I’ll be missing you Sharon..”
“thank you Kieran.” Ucapku lalu melangkah pergi dari sana.
Kieran, dia satu-satunya pria yang mampu membuatku ragu untuk pergi dari
London, tetapi aku tetap harus kembali ke Indonesia. Aku tidak akan
melupakanmu Ki. Terimakasih kau sudah hadir dalam hidupku...
‡‡‡
Saat aku sudah menempati tempat duduk ku di pesawat, entah mengapa aku
ingin membuka handphone dan melihat facebook-ku kalau-kalau ada
seseorang yang menulis sesuatu di wall-ku.
Benar saja dugaanku, ternyata ada seseorang me-wall-ku. Dia teman SMA-ku dulu Flavia :
“oh my God! I really miss you Sharon!! It’s been so long, let’s meet up dear.” 6 hours ago.
“please turn off your cell phone because the plane will be taking off in a few minutes.” Ujar pramugari tersebut yang memperingatkan aku karena terlihat masih asik memegangi benda mungil itu.
“oh, ok.” Jawabku singkat.
Cepat sekali pesawat ini akan lepas landas. Aku pun bergegas log off
dari facebook-ku, tapi aku sengaja kembali ke beranda. Dan hal itu
membuatku terkejut! Aku melihat Miko baru saja mengupdate statusnya :
“going back to Indonesia from London, i can’t stand my dad
anymore. I need to meet you! I have to tell you the truth.. hope you
could understand.” Just now.
Apa ?! ternyata dia selama ini ada di London ?! dan sekarang ia sedang kembali ke Indonesia ?!
Ini benar-benar mengagetkan untukku. Aku berdiri dan mencari-cari sosok
Miko. Aku duduk di bagian tengah, jadi aku harus mengecek ke bagian
depan dan ke belakang supaya menemukannya. Namun beberapa saat
mencarinya aku tidak mendapatkan Miko di bangku deretan depan maupun
belakang. Dengan menghela nafas panjang aku pun kembali ke tempat
dudukku.
Aku sedikit terkejut karena ketika aku kembali ke bangku ku aku
mendapati tas besar milik seseorang ada di sampingku. Padahal sebelumnya
aku tidak melihat tas itu, tiba-tiba saja benda itu muncul.
Aku duduk diam, memejamkan mata dan memasang headphone menyetel musik
rock kencang-kencang. Entah kenapa aku merasa sedikit kecewa karena
tidak dapat menemukan Miko dan seharusnya aku juga tidak perlu mencari
pria itu, karena aku harus melupakannya.
Akhirnya pesawat pun lepas landas, hanya tinggal hitungan detik saja
tapi orang yang duduk di sampingku tak kunjung datang. Apa dia belum
pernah naik pesawat sebelumnya? Gumamku dalam hati.
“excuse me miss..” ucap seseorang dengan nafas yang bergemuruh seperti di kejar hantu. Ya, pasti orang itu!
“it’s ok, no...” saat aku melepaskan headphone dan membuka kedua
mataku, aku tak berkutik dan bibirku tak bergerak sedikit pun memandang
orang tersebut.
“Sharon ?” ucapnya dengan nada setengah tak percaya.
‡‡‡
Sungguh sebuah hadiah yang tak terduga bagiku. Aku satu pesawat dengan
Miko dan tempat duduk kami pun bersamaan. Meskipun begitu aku tidak
membuka mulut. Aku mengunci bibirku rapat-rapat dan berusaha bersikap
acuh terhadapnya.
“maafkan aku Sharon... sekarang aku akan menjelaskan semuanya kepadamu.
Aku harap kau bisa mengerti.” Kata Miko yang membuka pembicaraan di
tengah keheningan kami selain suara pesawat yang sedikit bising
terdengar.
Aku tidak memandangnya, aku hanya membalas ucapannya. “aku sudah tau
semuanya, aku sudah baca semua statusmu. Tidak ada lagi yang perlu di
jelaskan.”
“masih ada yang belum kau ketahui Sharon dan aku harus mengatakannya.
Tolong izinkanlah aku menjelaskannya padamu.” Nada yang memelas itu
membuat hatiku luluh. Rupanya aku belum bisa menata hatiku, rupanya aku
masih menyukainya.
“katakanlah apa yang ingin kau katakan.” Ucapku berharap terdengar cuek.
“aku meninggalkanmu karena papaku memaksaku untuk belajar mengurus
perusahaannya, itu ia lakukan karena menurutnya aku lah satu-satunya
pewaris perusahan yang ideal. Dia tidak mau kakakku Tommy yang menjadi
pewaris perusahaan karena baginya Tommy hanya akan memperburuk keadaan
keuangan perusahaan yang sedang goyah saat ini. Karena itu aku beralasan
kepadamu bahwa aku telah menghianatimu, tapi kenyataannya aku sama
sekali tidak pernah melakukan itu Sharon. Aku sangat mencintaimu, tetapi
di lain sisi aku juga tidak bisa menolak permintaan papaku. Tolong
cobalah mengerti keadaanku Sharon, aku tidak pernah berniat untuk
melukai perasaanmu sedi...” Miko terus saja berbicara dan itu membuat
telingaku panas. Aku tidak bisa untuk tidak memaafkannya apalagi karena
alasannya sangat kuat seperti itu.
Aku pun memotong perkataannya. “lalu kenapa kau kembali ? aku melihat
status mu, kau bilang kau tidak tahan dengan papamu.” Kini aku mulai
menatapnya, aku memberanikan diri memandang wajahnya. Dia tidak berubah,
masih sama seperti dulu... sangat tampan..
Miko tertunduk sejenak, ia menggengam tanganku dan kembali berkata.
“sebenarnya urusanku di London belum selesai Sharon, tetapi aku sudah
tidak tahan lagi karena rasa bersalah yang terus menghantui diriku. Aku
ingin kau tau semuanya, dan aku tidak ingin kau membenciku karena aku
sangat menyayangimu.”
“jangan bicara lagi. Aku mencintaimu Miko. Dan aku tidak pernah bisa
membencimu.” Aku langsung memeluk Miko saat itu juga. Rasanya aku rindu
sekali dengan pria ini. Kalaupun aku ingin, aku tidak bisa membenci
Miko. Aku bingung mengapa bisa seperti itu. Tapi satu yang pasti aku
sangat senang bisa bersama lagi dengannya.
You are my everything, no one will be able to replace you from my heart...
You mean the world to me...
You’re the apple of my eye...
DE END